Saturday, December 20, 2008

Belajar Untuk Melepaskan


Diambil dari Story of Soichiro Honda :

Honda Soichiro memiliki prinsip untuk menjadi nomor satu di dunia, dan oleh karenanya nomor satu di Jepang. Dia memilih membuat sendiri alat-alat untuk produknya daripada meniru alat buatan saingan. Soichiro adalah orang yang jenius, serius, keras kepala dan bertekad baja. Segala keinginan dan idenya harus bisa dia wujudkan, and sometime with casualty.

Honda juga memiliki tim F1 race sendiri. Mobil balap buatan sendiri yang tentu saja menggunakan prinsip, mesin buatan Honda sendiri. Tidak ada satu bautpun di mobil tersebut yang bukan pabrikan Honda.
Mobil Tim F1 Honda terkenal memiliki tenaga yang besar dan kecepatan yang tinggi, namun setiap kelebihan juga ada kekurangan. Mobil F1 Honda kurang bisa menguasai tikungan.

Suatu hari Tim F1 menemukan cara untuk mengatasi kekurangan tersebut, namun cara ini menggunakan mesin atau prinsip yang bukan buatan Honda. Soichiro menentang habis-habisan cara yang diusulkan tim. Konflik pun tak terhindarkan yang pada akhirnya berakibat pecahnya tim F1 dari Honda sendiri. Tim F1 membuat tim yang lepas dari otoritas pabrik.

Ada lagi kejadian dalam sejarah Honda dimana keteguhan hati Soichiro yang tidak mudah menyerah malah membuat produksi Honda terhambat. Teknisi Honda ditugaskan membuat mobil tipe baru untuk dipasarkan. Deadline hampir dekat, tetapi mereka dihadapkan oleh dilema. Mobil baru tersebut harus menggunakan pendingin air namun di lain pihak Soichiro bersikeras bahwa produk baru tersebut harus menggunakan pendingin udara buatan Honda. Jika keinginan boss dipenuhi produk tersebut akan susah diselesaikan atau bahkan tidak mungkin diselesaikan karena masalah-masalah teknis yang timbul akibat penggunaan tipe pendingin udara.

Sebenarnya apa yang diinginkan Soichiro adalah membuktikan kepada teknisinya bahwa segala masalah (dalam hal ini masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan tipe pendingin udara) pasti ada jalan keluarnya. Dia bersikeras dan memaksa para teknisi untuk menemukan solusi dan tetap berpegang pada caranya.
(Kondisi yang mirip yang sekarang dihadapi oleh temen gue)

Konflik ini mengakibatkan Fujisawa Takeo sebagai Executive Vice President -sekaligus sahabat dekat Soichiro- yang menangani masalah non teknis seperti marketing dll harus turun tangan.
(Perusahaan Honda terbagi menjadi dua, kantor pusat yang dikepalai Fujisawa menangani masalah-masalah penjualan, promosi, customer relation dsb. Dan pusat Riset yang dikepalai oleh Honda sendiri - cara jenius dari Fujisawa untuk membebaskan kreativitas teknisi dari tuntutan pasar)

Kata-kata yang diucapkan Fujisawa kepada Honda kurang lebih :
"Apakah bapak sebagai direktur utama perusahaan Honda ataukah seorang teknisi di pusat riset ?". Kata-kata dari sahabatnya inilah yang menyadarkan Honda. Honda menyerah dan mengijinkan penggunaan tipe pendingin air. Setelah itu Honda tidak lagi terlalu ikut campur dalam pekerjaan yang dilakukan para teknisinya namun dia tetap berkarya dan tetap meneliti.

Ya...benar, kadang dalam hidup kita harus berusaha sampai titik darah penghabisan, kalau bisa mengambil darah orang lain untuk dihabiskan hehehe :D

Tetapi kadang, kita harus belajar untuk melepaskan. Mengambil napas, istirahat sebentar untuk selanjutnya kembali berjuang, mengambil alternatif lain. Teringat pula cerita saat kembali dari ekspedisi Mu'tah, para pejuang Islam dicemooh oleh penduduk Madinah, mereka dicemooh kaena kegagalan, dicemooh lari mundur dari perang di jalan Allah. Namun Rasulullah membela mereka dengan mengatakan bukan ! mereka bukan lari dari jalan Allah tapi pergi untuk kembali.

sumber : http://ourbookshelf.blogspot.com/2005/07/belajar-untuk-melepaskan.html

No comments:

Post a Comment